Minggu, 29 Maret 2015

TUGAS 2 GLOBALISASI EKONOMI DAN BISNIS INTERNASIONAL


TUGAS 2 

Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya.
      Ada yang memandangnya sebagai suatu proses SOSIAL, atau proses SEJARAH, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan NEGARA di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, EKONOMI dan BUDAYA MASYARAKAT.

     Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.
Jan Aart Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan globalisasi:
  • Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.
  • Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.
  • Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.
  • Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.
  • Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara masih mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki status ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara.    


    Globalisasi bukanlah suatu fenomena yang terjadi begitu saja, namun merupakan suatu proses yang panjang. Ekonomi dunia berkembang mulai dari ekonomi subsistem di mana masyarakat memproduksi barang untuk kebutuhannya sendiri, kemudian perekonomian tumbuh semakin terbuka menjadi ekonomi kota, negara, bahkan menjadi ekonomi global.
    Globalisasi ekonomi membuat proses produksi dan konsumsi barang dan jasa menjadi suatu kerja internasional yang melibatkan banyak negara. dalam memproduksi suatu barang, suatu negara memerlukan banyak sumberdaya yang diperoleh dari berbagai negara. Pertimbangan dalam mencari berbagai sumberdaya adalah pertimbangan ekonomis.Perusahaan akan mencari sumberdaya yang paling murah, sehingga wajar mereka mencari ongkos produksi yang murah diseluruh dunia.

   Salah satu bentuk globalisasi ekonomi adalah tumbuhnya bisnis dalam skala global. Dewasa ini, perusahaan-perusahaan berskala multinasional yang memiliki jaringan bisnis global berkembang semakin banyak. Perusahaan multinasional tersebut  melihat bahwa bisnis skala global memberikan kesempatan besar untuk berkembang dan juga memperoleh keuntungan yang lebih besar daripada perusahaan yang hanya beroperasi pada skala domestik.

   Pada sisi lain, globalisasi dapat dipandang sebagai ancaman bagi perekonomian suatu negara. Perusahaan-perusahaan multinasional tersebut dipandang memiliki daya saing yang lebih kuat dibandingkan perusahaan nasional. Perusahaan multinasional pada umumnya memiliki keunggulan sumberdaya manusia, teknologi,
dan modal yang sulit ditandingi oleh perusahaan lokal. Keadaan seperti ini dikhawatirkan dapat mematikan industri dalam negeri. Hal ini menimbulkan pra-kontra di antara para pelaku ekonomi.

   Para pendukung globalisasi berpendapat bahwa dengan tidak adannya hambatan perdagangan internasional, akan memberikan kemakmuran bagi perekonomian dunia. Negara  yang secara ekonomis tidak bisa memproduksi suatu barang dengan murah, tidak perlu memproduksi barang tersebut. Pada akhirnya konsumen dunia akan diuntungkan dengan adanya produk yang murah. Di sisi lain para penentang globalisasi beranggapan bahwa dengan adanya perdagangan bebas, dipandang akan mematikan perusahaan domestik. Banyaknya perusahaan lokal yang bangkrut akan menyebabkan jumlah pengangguran bertambah dan menurunya daya beli konsumen.. Pada titik ini globalisasi dipandang berdampak negatif.

   Pada akhirnya, sudah tidak ada lagi negara yang dapat memenuhi kebutuhannya sendiri jika mengabaikan sektor luar negeri. Globalisasi dipandang suatu fakta yang tidak bisa dihindari oleh semua negara di dunia.


 Bisnis dan Masyarakat
    Bisnis di era sekarang tidak berada dalam kondisi yang vakum. Faktor ekonomi dan politik sangat berpengaruh terhadap bisnis. Dunia bisnis tidak bisa lepas dari permasalahan dan kontroversi sosial politik yang melingkupinya dan dunia bisnis juga tidak akan berkembang di negara yang penuh gejolak politik. Berbagai kekuatan tidak hanya berasa dari dalam negeri semata. Banyak kekuatan atau engaruh yang berasal dari luar, contoh inflasi nilai mata uang asing seperti ringgit dan bath yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah. Perubahan sosial politik, ekonomi, teknologi, semuanya memiliki dampak pada dunia bisnis.

   Bagi organisasi bisnis, perubahan-perubahan lingkunagan ekonomi dan sosial dapat diartikan sebagai ancaman atau peluang. Fenomena tersebut akan menjadi ancaman apabila perusahaan tidak mampu mengantisipasi perubahan-perubahan tersebut. Bisa dijadikan peluang apabila perusahaan dapat menyiapkan dirinya. Para manajer perlu memberikan perhatian dan membuat rencana secara hati-hati untuk menghadapi perubahan lingkungan.


     Faktor-faktor Globalisasi
1. Kedekatan (proximity)

Informasi dapat dikumpulkan dengan cepat dan real time dari penjuru dunia, dari pusat bisnis seperti Jakarta, Singapura, Hongkong, dan New York. para pelaku bisnis dapat bertemu mitra bisnisnya dibelahan bumi lain melalui teknologi internet.

2. Lokasi (location)

Para organisasi memilih tempat usaha di berbagai tempat di dunia, ini memungkinkan dengan adanya unit-unit yang terpisah dapat menciptakaan sinergi di antara unit-unit yang ada.

3. Sikap (attitude)

Globalisasi juga menyangkut sikap yang terbuka terhadap praktek manajemen secara internasional. Sikap ini mengkombinasikan kehati-hatian tentang dunia di luar negeri (asal) yang memiliki perbedaan dan kemauan untuk mengembangkan kemampuan untuk memasuki ekonomi gobal.





    Sikap Manajer Internasional
1. Manajer Etnosentris (Etnocentric Manager)

Manajer tipe ini beranggapan bahwa, budaya dan perilaku pekerja yang dimiliki oleh negara asalnya selalu lebih baik dibandingkan dengan negara mitra. Perlakuan tersebut akan merugikan tenaga kerja mitra yang berakibat pada ketidakpuasan kerja.

2. Manajer Polycentris (Polycentric Manager)

Manajer ini beranggapan bahwa antara negara mitra dan negara asal memiliki budaya dan perilaku yang berbeda. Mereka beranggapan bahwa bisnis yang dijalankan di negara mitra lebih efektif dijalankan oleh manajer lokal yang lebih mengetahui kondisi lapangan.

3. Manajer Geosentris (Geocentric Manager)

Manajer tipe ini mempunyai anggapan jika budaya negara asal dan mitra berbeda, namun terdapat pula persamaan budaya dalam beberapa aspek. Teknik manajer yang diterapkan di negara mitra lebih efektif menggunakan teknik gabungan antara negara asal dan mitra.

globalisasi dan penyuluhan dalam kehidupan di masyarakat

 
Tugas 1
globalisasi dan penyuluhan dalam kehidupan di masyarakat

Globalisasi menciptakan arus pergerakan kehidupan menjadi cepat. Globalisasi hampir mempengaruhi segala aspek kehidupan seperti budaya, ekonomi, sosial dan teknologi. Peribahasa lama yang menyatakan “alon-alon asal kelakon” yang artinya pelan-pelan asal sampai/ berhasil nampaknya sudah kurang populer dan dapat diterapkan di era sekarang ini. Globalisasi yang secara istilah berarti suatu proses dimana batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit karena kemudahan interaksi antara negara baik berupa pertukaran informasi, perdagangan, teknologi, gaya hidup dan bentuk-bentuk interaksi yang lain.

Globalisasi juga bisa dimaknai sebagai proses dimana pengalaman kehidupan sehari-hari, ide-ide dan informasi menjadi standar di seluruh dunia. Proses tersebut diakibatkan oleh semakin canggihnya teknologi komunikasi dan transportasi serta kegiatan ekonomi yang merambah pasar dunia. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa pada dasarnya arus globalisasi itu mengarahkan kehidupan manusia menjadi lebih cepat, mudah dan terstruktur.
Yang harus kita pahami adalah, globalisasi bukan lah musuh yang harus dihindari, selain memang globalisasi itu tidak dapat dihindari seiring pergerakan kehidupan manusia yang makin cepat, kita juga akan tertinggal bila tidak mengiringi globalisasi itu sendiri. Dapat dikatakan seseorang atau negara yang menghindar dari globalisasi akan menjadi orang/ negara tertinggal. Nampaknya yang bisa kita lakukan adalah mengiri dampak tersebut. Sebagai contoh dampak negatif globalisasi adalah mudahnya budaya barat masuk dan diterima di Indonesia yang dapat menggerus budaya lokal, lunturnya nilai-nilai kesetiakawanan sosial yang merupakan manifestasi dari nilai, sikap dan perilaku pro-sosial yang berakar dalam konteks tata budaya nusantara dan masyarakat majemuk.



PENGARUH GLOBALISASI DI LINGKUNGAN MASYARAKAT



Globalisasi dapat memberikan dampak positif maupun dampak negative. Dampak positif globalisasi di bidang teknologi juga dirasakan oleh bangsa Indonesia, antara lain sebagai berikut.
  1. Majunya perkembangan di bidang telekomunikasi, informasi, transportasi, produksi, dan teknologi kedokteran serta rekayasa rancang bangun.
  2. Majunya perkembangan di bidang teknologi mengakibatkan kehidupan social ekonomi lebih produktif, efektif, dan efisien sehingga produksi Indonesia dapat bersaing di pasar dunia.
  3. Majunya teknologi dapat memengaruhi tingkat pendidiakn dan sumber daya manusia Indonesia.
  4. Majunya teknologi memengaruhi dalam pemanfaatan sumber daya alam.
  5. Majunya teknoloi membuat bangsa Indonesia sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Selain pengaruh positif di atas, globalisasi juga memberikan pengaruh negative terhadap perikehidupan bangsa Indonesia. Pengaruh tersebut, antara lain sebagai berikut:
  1. Sikap Individualisme
Akibat dari pengaruh globalisasi membuat manusia menjadi lebih mementingkan diri sendiri. Hal ini disebabkan karena semua hal dapat ditangani oleh teknologi dan tidak memerlukan orang lain. Kegiatan gotong royong dan bentuk-bentuk kebersamaan yang bersifat kekeluargaan sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat kita.
  1. Sikap Materialisame
Materialisme adalah sikap yang mengutamakan dan mengukur segala sesuatu berdasarkan nilai materi. Hubungan persaudaraan yang sudah akrab dikesampingkan dan selanjutnya hubungan dijalin antar dasar hubungan bisnis, kedudukan social, kekayaan, dan jabatan.
  1. Sikap Mementingkan Teknologi
Dengan kemajuan teknologi membuat semua kehidupan bergantung pada teknologi. Pemanfaatan teknologi di segala lapisan kehidupan masyarakat menyebabkan sikap yang mengagungkan teknologi. Nilai-nilai kemanusiaan ditinggalkan, harkat dan martabat manusia dikesampingkan. Ketergantungan terhadap teknologi menjadikan manusia meninggalkan semangat kekeluargaan yang dulu pernah dijunjung tinggi.
  1. Sikap Sekularisme
Sikap sekularisme adalah sikap yang mementingkan kebutuhan duniawai dan cenderung memisahkan kehidupan dunia dan akhirat. Negara tidak mencampuri urusan keagamaan dan agama menjadi urusan pribadi. Paham sekularisme dapat menumbuhkan ketidakpercayaan terhadap Tuhan atau disebut ateisme.
  1. Sikap Hidup Mewah dan Boros
Sikap ini tumbuh dikarenakan segala sesuati diukur dari sudut materi. Orang akan senang memamerkan kekayaan dan senang berfoya-foya. Mereka sudah membelanjakan uang untuk hal-hal yang tidak perlu. Sikap ini dapat mengakibatkan jurang pemisah yang lebar antara yang kaya dan yang miskin. Sekarang banyak dtemui tempat dan cara makan di tiap daerah yang menyajikan pola makan orang luar negeri. Adanya restoran cepat saji, kafe, dan makanan dan minuman produk luar menjadikan perubahan pola hidup di masyarakat. Produk pakaian dan berkembangnya berbagai mode juga memengaruhi cara berpakaian masyarkat. Orang tidak lagi mencintai hasil produksi dalam negeri. Orang lebih suka mengenakan produksi dari luar.
  Berbagai cara yang bisa kita lakukan untuk tidak terjerumus dalam dampak negatif globalisasi. Salah satu yang dapat digunakan adalah slogan penyuluhan sosial yaitu mau, tahu dan bisa. Jika dalam penyuluhan sosial mau, tahu, bisa dalam kaitannya dimana masyarakat mampu menemukan jalan keluar untuk mengatasi permasalahannya berdasarkan musyawarah serta bertumpu pada sumber daya yang dimiliki, namum dalam mengiri dampak negatif globalisasi “mau, tahu dan bisa” dapat kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat diharapkan mau dan tahu dalam hal mengenali dampak negatif globalisasi, dimana ketika terkena dampak negatif globalisasi dapat membuat standar dalam kehidupan. Standar tersebut menjadi acuan yang bukan berasal dari budaya dan kearifan lokal. Jika hal ini sampai terjadi maka masyarakat akan menjadi robot tanpa kepribadian dan keragaman yang hanya menduplikasi dampak negatif globalisasi.

Sejak dulu kita sudah diajarkan cara untuk untuk saling menghormati perbedaan masing-masing. Jangan memusingkan apa yg dialami, dimiliki  atau diraih orang lain dalam (hal ini budaya barat) disekitar kita hingga menimbulkan kritikan yang tidak perlu. Kita hanya perlu menanamkan dalam benak kita agar terus mengeksplorasi diri sendiri untuk mencapai kebahagiaan yang berkesinambungan.